Ulama Besar NU Bogor Segera Ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional Senin, 16 Agustus 2010 10:33 Bogor, NU Online Ulama besar Nahdlatul Ulama (NU) Kota Bogor, Jawa Barat, KH R Abdullah bin Nuh, segera
dinobatkan sebagai pahlawan nasional oleh pemerintah. "KH Abdullah bin Nuh dalam waktu dekat ini insya Allah segera dinobatkan sebagai pahlawan nasional oleh pemerintah," ujar KH Mustofa Abdullah bin Nuh, salah seorang putra almarhum kepada NU Online di Bogor, Senin. Mustofa mengemukakan, semua syarat penganugerahan tanda jasa pahlawan nasional kepada Abdullah bin Nuh sudah lengkap. Tinggal menunggu persetujuan presiden. Abdullah bin Nuh adalah seorang tokoh multi talenta. Selain dikenal sebagai ulama dan pejuang kemerdekaan, ia juga merupakan sosok intelektual, pendidik, wartawan, sastrawan, akademisi, penyiar dan tentara. Ia dilahirkan di Kabupaten Cianjur pada 30 Juni 1905 dan wafat serta dimakamkan di Kota Bogor, 26 Oktober 1987. Nama Abdullah bin Nuh diabadikan sebagai nama jalan negara di Kota Bogor, Jawa Barat. Nama juga diabadikan sebagai nama jalan protokol di daerah kelahirannya, Cianjur. Inisiasi pengajuan anugerah pahlawan nasional bagi Abdullah bin Nuh dilakukan oleh Yayasan Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) Cabang Jawa Barat yang bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Cianjur. Pada 6 Mei surat pengajuan tersebut sudah diterima Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Hanya berselang sepekan, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan langsung meneruskan surat pengajuan tersebut ke menteri sosial dan presiden. "Semua persyaratan sudah lengkah. Kini tinggal menunggu surat keputusan presiden. Semoga saja dapat dikeluarkan dalam waktu dekat," ujar KH Mustofa yang juga menjabat sebagai mustasyar PCNU Kota Bogor. Ulama Pejuang Kemerdekaan Abdullah bin Nuh hidup pada masa revolusi fisik perjuangan kemerdekaan. Ia tidak hanya mengalami revolusi, namun terlibat secara langsung memimpin perlawanan mengusir tentara Belanda. Oleh karena itu, masa hidup Abdullah bin Nuh tidak dihabiskan di satu tempat, melainkan berpindah dari satu daerah ke daerah lainnya di Tanah Air. Abdullah bin Nuh lahir di Cianjur. Namun setelah itu ia menempuh perjalanan spiritual dan mengikuti perjuangan kemerdekaan Indonesia. Pada 1922-1926, ia hijrah ke Surabaya guna mengajar di Hadramaut Schhol sekaligus memimpin redaksi majalah mingguan berbahasa Arab yang ditertibkan sekolah tersebut. Berkat kemahirannya berbahasa Arab, pada 1926 Abdullah bin Nuh mendapatkan kesempatan melanjutkan studi di Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir, yang ditempuhnya selama dua tahun. Ketika perjuangan kemerdekaan Indonesia memuncak, Abdullah bin Nuh terjun langsung ke kancah perjuangan. Dia menjadi anggota Pembela Tanah Air atau Peta (1943-1945) untuk wilayah Cianjur, Sukabumi dan Bogor. Sekitar tahun 1945-1946 dia memimpin Badan Keamanan Rakyat (BKR) dan Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Pada 1948-1950 dia menjadi anggota Komite Nasional Pusat (KNIP) di Yogyakarta, di samping sebagai kepala seksi siaran berbahasa Arab pada Radio Republik Indonesia (RRI) Yogyakarta dan dosen luar biasa pada Universitas Islam Indonesia (UII). Pada 1950-1964 Abdullah bin Nuh memegang jabatan sebagai kepala siaran bahasa Arab RRI Jakarta. Kemudian dia menjabat lektor kepala Fakultas Sastra Universitas Indonesia 1964-1967. Selanjutnya pada 1969 dia mendirikan Yayasan Islamic Center Al-Ghazali dan Pesantren Al-Ihya di Bogor. Kedua lembaga pendidikan Islam tersebut hingga sekarang masih eksis dan mendapatkan tempat di tengah masyarakat Kota Bogor. Sejak mengembangkan Pesantren Al-Ghazaly dan Al-Ihya, ia menetap di Bogor hingga menghembuskan nafas terakhir pada 26 Oktober 1987. Jenazahnya dikebumukan di dearah Sukaraja, Bogor. (hir)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar