Sabtu, 08 Januari 2011

MISI TERSELUBUNG DIBALIK ALIRAN WAHABIYAH. WASPADALAH

Pada tahun 1800 seluruh Jazirah Arab telah dikuasai. Dan keamiran pun berubah menjadi kerajaan Saudi Arabia. Untuk kesekian kalinya kita dibuat kagum sekaligus benci. Dua sikap psikologis itu beradu. Kita kagum karena lagi-lagi mayoritas muslim dapat menjaga persatuan dalam menghadapi imperialis Inggris yang berusaha menguasai berbagai wilayah-wilayah Arab. Kita juga benci karena lagi-lagi Salafisme
(Wahabisme edisi hard cover) memperagakan ‘teologi horor’ dengan mengusung jargon jihad, membajak kata ‘Ahlussunnah wal Jamaah’. Mazhab ‘kaca mata kuda’ –karena tidak melihat dan menganggap kelompok lain- ini didirikan Muhammad bin Abdul Wahab dari keluarga klan Tamim yang menganut mazhab Hanbali. Ia lahir di desa Huraimilah, Najd, yang kini bagian dari Saudi Arabia, tahun 1111 H [1700 M] masehi, dan meninggal di Dar’iyyah pada tahun 1206 H [1792 M.]. Ia sangat terpengaruh oleh tulisan-tulisan seorang ulama besar bermazhab Hanbali bernama Ibnu Taimiyah yang hidup di abad ke 4 M.. Untuk menimba ilmu, ia juga mengembara dan belajar di Makkah, Madinah, Baghdad dan Bashrah [Irak], Damaskus {Syria], Iran, Afghanistan dan India. Di Baghdad ia mengawini seorang wanita kaya. Ia mengajar di Bashrah selama 4 tahun. Ketika pulang ke kampung halamannya ia menulis buku yang kemudian menjadi rujukan kaum pengikutnya, “Kitabut’Tauhid“. Para pengikutnya menamakan diri mereka dengan sebutan kaum Al-Muwahhidun (para pengesa Tuhan). Seakan hanya kelompok itulah yang pengesa Allah secara murni tanpa terpolusi dengan kesyirikan. Sedang kelompok-kelompok lain yang tak sepaham mereka anggap sebagai kelompok pelaku syirik, bid’ah dan khurafat yang sesat.

Kemudian Muhammad bin Abdul Wahab pindah ke Uyaynah. Dalam khotbah-khotbah Jumat di Uyaynah, ia terang-terangan mengkafirkan semua kaum Muslimin yang dianggapnya melakukan bid’ah [inovasi], dan mengajak kaum Muslimin agar kembali menjalankan agama seperti di zaman Nabi. Di kota itu ia mulai menggagas dan meletakkan teologi ultra-puritannya. Ia mengutuk berbagai tradisi dan akidah kaum Muslimin, menolak berbagai tafsir Al-Qur’ân yang dianggapnya mengandung bid’ah atau inovasi. Mula-mula ia menyerang mazhab Syiah (di luar Ahlusunah), lalu kaum Sufi, kemudian ia mulai melanjutkan penyerangan terhadap kaum Ahlusunah secara keseluruhan dengan cara yang brutal. Dengan mengecap mereka dengan berbagai julukan buruk seperti Quburiyuun (pemuja kubur) dikarenakan mereka semua sepakat bahwa kuburan para nabi, rasul dan para kekasih Ilahi (Waliyullah) harus dihormati sesuai ajaran pendahulu (Salaf) yang sesuai dengan ajaran Rasul, para Sahabat setia beliau, juga para Tabi’in dan Tabi’ Tabi’in.

Tatkala masyarakat mulai merasa seperti duduk di atas bara, Muhammad bin Abdul Wahab diusir oleh penguasa [amir] setempat pada tahun 1774. Ia lalu pindah ke Al-Dar’iyyah, sebuah oase ibu kota keamiran Muhammad bin Sa’ud, masih di Najd Tahun 1744. Di situlah Muhammad bin Abdul Wahab mendapat angin segar dalam menyebarkan ajaran sesatnya. Ia dihidupi, diayomi dan dilindungi langsung oleh sang Amir Dar’iyah, Muhammad bin Saud. Akhirnya Amir Muhammad bin Saud dan Muhammad bin ‘Abdul Wahab saling membaiat dan saling memberi dukungan untuk mendirikan negara teokratik dan mazhab Muhammad bin Abdul Wahab pun dinyatakan sebagai mazhab resmi wilayah kekuasaan Ibnu Saud. Dan Muhammad bin ‘Abdul Wahab akhirnya diangkat menjadi qadhi (hakim agama) wilayah kekuasaan Ibnu Saud. Hubungan keduanya semakin dekat setelah Ibnu Saud berhasil mengawini salah seorang putri Muhammad bin ‘Abdul Wahab.

Penaklukan dan pembantaian pun dilakukan, terutama terhadap kabilah-kabilah dan kelompok Ahlusunah yang menolak mazhab mereka (Wahaby), hingga terbentuklah sebuah emirat lalu diubah menjadi monarki dengan nama keluarga, Saudi Arabia, sejak tahun 1932 hingga kini.
Pada bulan April tahun 1801, mereka membantai kaum Syi’ah di kota Karbala’ (salah satu kota suci kaum Syiah di Irak). Seorang penulis Wahabi menuliskan: “Pengikut Ibnu Saud mengepung dan kemudian menyerbu kota itu. Mereka membunuh hampir semua orang yang ada di pasar dan di rumah-rumah. Harta rampasan [ghanimah] tak terhitung Mereka hanya datang pagi dan pergi tengah hari, mengambil semua milik mereka. Hampir dua ribu orang dibunuh di kota Karbala”.
Muhammad Finati, seorang muallaf Italia yang ikut dalam pasukan Khalifah daulah Usmaniyyah yang mengalahkan kaum Wahabi menulis : “Sebagian dari kami yang jatuh hidup-hidup ke tangan musuh yang kejam dan fanatik itu, dipotong-potong kaki dan tangan mereka secara semena-mena dan dibiarkan dalam keadaan demikian. Sebagian dari mereka, aku saksikan sendiri dengan mata kepala tatkala kami sedang mundur. Mereka yang teraniaya ini hanya memohon agar kami berbelas kasih untuk segera mengakhiri hidup mereka”.

Kabilah-kabilah yang tidak mau mengikuti mazhab mereka dianggap kafir, ‘yang halal darahnya’. Dengan demikian mereka (Wahaby) tidak dinamakan perampok dan kriminal lagi, tapi kaum ‘mujahid’ yang secara teologis dibenarkan membunuh kaum ‘kafir’ termasuk wanita dan anak-anak, merampok harta dan memperkosa istri dan putri-putri mereka yang dianggap sah sebagai ghanimah (rampasan perang). Hanya sedikit yang dapat melarikan diri.
Setelah lebih dari 100 tahun kemudian, kekejaman itu masih juga dilakukan. Tatkala memasuki kota Tha’if tahun 1924, mereka menjarahnya selama tiga hari. Para qadhi dan ulama diseret dari rumah-rumah mereka, kemudian dibantai dan ratusan yang lain dibunuh.

Kerajaan Inggris membantu Wahabisme dengan uang, senjata dan keterampilan, sehingga kekuasaan Ibnu Saud menyebar ke seluruh jazirah Arab yang pada masa itu berada dalam kekhalifahan Usmaniyah dengan tujuan melemahkan khilafah itu. Jadi yang menggembosi kekuasaan daulah dan kekhalifahan Usmani adalah kelompok yang terkenal dengan sebutan Wahaby yang sekarang ini mengaku sebagai kelompok Salafy. Orang bisa membacanya dalam buku Hempher, ‘Confession of a British Spy’. Hampher seorang orientalis yang menjalin persahabatan dengan Ibnu Abdul Wahab. Tahun 1800 seluruh Jazirah Arab telah dikuasai dan keamiran berubah menjadi kerajaan Saudi Arabia.

Umumnya kaum intelektual dan ulama Ahlusunah – penganut 4 mazhab ‘resmi’ Hanafi, Syafi’i, Maliki dan Hanbali– menganggap kaum Wahhabi, termasuk pendirinya, sebagai orang-orang yang berpikir sangat linier, literer sambil menolak metafoar [Majaz], sangat denotatif dalam memahami ayat-ayat Al-Qur’an maupun hadis. Mereka menganggap mazhab selainnya (Wahaby) sebagai sesat dan menyesatkan dengan berpatokan pada hadis: “Kullu bid’ah dhalaalah wa kullu dhalaalah fî n-naar”. (semua inovasi itu sesat dan semua yang sesat itu masuk neraka). Kata “bid’ah” yang mereka tuduhkan hanyalah kata pelembut, untuk ‘kafir’, dan menganggap berziarah ke kubur termasuk kubur Nabi, tawassul, baca qunut, talqin, tahlil, istighatsah, berzikir berjamaah, membaca maulid diba’ ataupun burdah yang berupa puji-pujian pada Nabi yang biasa dilakukan kaum Muslimin adalah sebagai bid’ah, dan pelakunya akan masuk neraka, alias kafir. Dari sinilah akhirnya kaum Wahaby yang mengaku sebagai pengikut Salafy ini layak diberi gelar “Kelompok Takfir” (jama’ah takfiriyah), kelompok yang suka mengkafirkan golongan lain yang tidak sepakat dengan ajarannya.

Oleh karena itu, tempat-tempat bersejarah Islam seperti rumah tempat lahir Nabi, rumah Ummul Mu’minin Khadijah tempat tinggal Nabi dan banyak tempat-tempat bersejarah lain yang masuk wilayah kerajaan Arab Saudi kini telah dihancurkan. Kalau tidak mendapat protes dari segenap kaum Muslimin sedunia niscaya kuburan Nabi pun sudah diratakan dengan tanah, sebagaimana yang terjadi di makam para sahabat dan syuhada’ Uhud di Baqi’ (Madinah) dan para keluarga Rasul di Ma’la (Makkah).

Wahabi ‘membajak’ atribut Ahlussunnah Wal Jamaah, padahal istilah ini yang biasa dipakai oleh penganut keempat mazhab Sunnah; mazhab Syafi’i, Hanbali, Hanafi dan Maliki.Walau demikian, sangat mudah untuk melihat tanda-tanda zahir dari kelompok tersebut. Mereka suka mesyirikkan dan membid’ahkan kelompok muslim lainnya. Dari sisi penampilan pun mereka mempunyai ciri khas sendiri. Selain suka mencukur rambut kepala, mereka juga berlomba dalam masalah panjang-panjangan jenggot dan tinggi-tinggian celana bahkan bisa sampai ke pertengahan betis.

Belakangan ini kita sering mendengar berita tentang eskalasi kekerasan di Saudi Arabia, termasuk penghancuran pipa minyak yang dilakukan oleh kaum fundamentalis Wahhabi, yang disebut-sebut sebagai tempat kelahiran Al-Qaeda. Bin Laden sang ketua al-Qaedah adalah seorang Wahabi tulen kelahiran Arab Saudi. Ia dibesarkan dan dijadikan anak angkat oleh CIA - USA. Konon anak angkat itu kini telah menjadi anak durhaka terhadap ibu angkatnya, USA. Bidan yang melahirkan wahabisme adalah kekuatan Imperialis Inggris, dan kini menjadi ‘kartu as’ pemerintahan biadab USA untuk menciptakan perpecahan dalam tubuh umat Islam. Nampaknya, skenario keji ini mulai menunjukkan hasil yang menggembirkan bagi USA dan kekuatan anti Islam lainnya ketika isu-isu tentang ancaman perang saudara di Irak menjadi headline seluruh media Barat yang diikuti secara ‘latah’ oleh media-media Indonesia. Jadi antara Inggris (pembonceng Zionis di Tim-Teng), keluarga Saud, Wahabisme dan USA (sekutu Inggris dan Israel) adalah mata rantai yang tidak dapat dipisahkan. Oleh karenanya tidak terlalu mengherankan jika Wahaby selalu menghamba terhadap kerajaan Saudi. Dan sementara keluarga Saudi selalu bertekuk lutut di hadapan USA saudara kembar Inggris (penyokong kekuasaan keluarga Saud) dalam banyak masalah, termasuk memberi dukungan secara sembunyi-sembunyi terhadap Zionisme Internasional dan turut membenci negara-negara yang anti Israel. Hal itu karena Israel mendapat dukungan penuh dari USA dan Inggris.

8 komentar:

  1. copas juga hehehe... info yang penting

    Sejarah Kemunculan Salafi di Indonesia
    Tidak dapat dipungkiri bahwa gerakan Salafi di Indonesia banyak dipengaruhi oleh ide dan gerakan pembaruan yang dilancarkan oleh Muhammad ibn abdul al-Wahhab di kawasan Jazirah Arabia. Menurut Abu Abdirrahman al-Thalibi(dalam dakwah salafiyah) ide pembaruan Ibn ‘Abd al-Wahhab diduga pertama kali dibawa masuk ke kawasan Nusantara oleh beberapa ulama asal Sumatera Barat pada awal abad ke-19. Inilah gerakan Salafiyah pertama di tanah air yang kemudian lebih dikenal dengan gerakan kaum Padri yang salah satu tokoh utamanya adalah Tuanku Imam Bonjol.Disamping itu, ide pembaruan ini secara relatif juga kemudian memberikan pengaruh pada gerakan-gerakan Islam modern yang lahir kemudian, seperti Muhammadiyah, PERSIS, dan Al-Irsyad.“Kembali kepada al-Quran dan al-Sunnah” serta pemberantasan takhayul, bid’ah dan khurafat kemudian menjadi semacam isu mendasar yang diusung oleh gerakan-gerakan ini.

    Di samping Ja’far Thalib(panglima laskar jihad), terdapat beberapa tokoh lain yang dapat dikatakan sebagai penggerak awal Gerakan Salafi Modern di Indonesia, seperti: Yazid Abdul Qadir Jawwaz (Bogor), Abdul Hakim Abdat (Jakarta), Muhammad Umar As-Sewed (Solo), Ahmad Fais Asifuddin (Solo), dan Abu Nida’ (Yogyakarta).Nama-nama ini bahkan kemudian tergabung dalam dewan redaksi Majalah As-Sunnah –majalah Gerakan Salafi Modern pertama di Indonesia, sebelum kemudian mereka berpecah beberapa tahun kemudian.

    Adapun tokoh-tokoh luar Indonesia yang paling berpengaruh terhadap Gerakan Salafi Modern ini disamping Muhammad ibn Abdul al-Wahhab tentu saja- antara lain adalah:
    1. Ulama-ulama Saudi Arabia secara umum.
    2. Syekh Muhammad Nashir al-Din al-Albany
    3. Syekh Rabi al-Madkhaly di Madinah
    4. Syekh Muqbil al-Wadi’iy di Yaman
    SALAFY TERPECAH BELAH MENJADI BEBERAPA MACAM :
    1.salafy yamani
    2.salafy haraki
    3.salafy ghuroba
    4.salafy turotsi

    Afwan, ralat sedikit, Tuanku Imam Bonjol BUKANLAH Wahabiyy, nama asli beliau adalah Muhammad Shahab, dan beliau ahlussunnah sejati, silahkan merujuk kembali ke buku2 Buya Hamka khususnye yang ngebahas perjuangan beliau melawan kompeni.

    Wa satu hal lagi perang Padri pun, merupakan perang yang diawali oleh pertikaian 'Ulama2 Salafiyy terhadap 'Ulama2 Sunniy, yang akhirnya ditunggangi kompeni...

    Surkati adalah orang Sudan yang masuk ke Indonesia atas undangan para Mu'allimiin Hadralmaut yang berkumpul di Jakarta dan mendirikan yayasan Jami'at Khair, beliau2 ra adalah para Muballigh2 Alawiyyiin yang berkumpul dan memutuskan mendirikan sebuah sekolah umum yang diakui Belanda namun dapat dirasakan pribumi dan Ba'alawiyy. Kedatangan Surkati adalah sebagai salah satu ustadz di sekolah tersebut, dan seiring berjalannya waktu, entah dari mana asalnya, timbullah kecemburuan dari dirinya tatkala melihat betapa para Ba'alawiyy yang ada saat itu begitu disayangi dan dihormati oleh segenap lapisan masyarakat, bahkan oleh para tokoh Pergerakan Nasional saat itu. Akhirnya, dia keluar dari yayasan tersebut, dan mendirikan yayasan baru yang dinamakan AL IRSYAD, embrio dari pergerakan Wahabiyy Indonesia, dan kader2 mereka yang keturunan Arab Badu (ini tidak mengada2, silahkan dicek sendiri kebenarannya, satu contoh, fam Thalib) kami (Ba'alawiyy) namakan MASYAIKH. Nah, ringkasnya, para WAHABIYY INDONESIA adalah buah dari sebuah propaganda murahan keturunan Arab Badu yang begitu memuja Pola Fikir Mu'awiyyah, Ibnu Taimiyyah, dan tentunya Muhammad bin Abdul Wahab, agar muslim/ah di seluruh dunia, kelak tidak memperdulikan lagi eksistensi hakiki dari Islam itu sendiri, semuanya dibuat Jumud, dibuat sempit, dan sangat kaku. Sehingga kelak, sangat besar kemungkinan mengakibatkan keterbelakangan sosiologi, mental, sosial, dan ekonomi masyarakat. Tidak percaya ???

    BalasHapus
  2. mbok ya duduk bareng, pertemukan masing2 dalil. mana yg lebih shahih, ambil. Kan gt nasehat Imam Syafii?

    BalasHapus
  3. pergulatan antara yg fanatik mazhab akan selalu berulang, mestinya saling menghormati dan menghargai, jangan saling melemahkan, Muhammadiyah yg notabene jg pengembang aliran dari Muhammad Abd. Wahhab nyatanya skrg bisa bergandeng tangan dgn N.U

    BalasHapus
  4. Beginilah kalian,yg tdk malu ngaku-ngaku ahlussunnah waljama'ah. Kisah2 dusta dn keji kalian sebarkan pd kaum muslimin. adapun dakwah WAHABI ini insya allah akan menerangi segala kegelapan dn pemalsuan ajaran rasullullah yg diada-adakan orang-orang sufi sprti kalian. Saudaraku takutlah kpd Allah,hati2 lah dlm menyampaikn berita dn perkataan. Kalian diberi Allah akal utk berpikir dn hati utk menyimak/merenung/menilai. Jikalau kalian seorang pencari kebenaran insya allah sikap dn perbuatan kalian tdk akan sprti ini. Seorang yg mencari jati diri trhadap agamanya sdh sepatutnya perkataan Allah dn Rasulnya dipatuhi/diimani sbgmn mestinya (apa2 yg tlah diajarkan Rasul kpd Sahabatnya sprt akidah,cara beragama,dll) dn meninggalkn semua perkataan manusia yg menyelisihi Rasullullah aplg sprti akidah merupakn landasan agama.

    BalasHapus
  5. itu fakta .... ada bukunya kok beli aja

    BalasHapus
  6. Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang.
    قُلْ كُلٌّ يَعْمَلُ عَلَى شَاكِلَتِهِ فَرَبُّكُم اَعْلَمُ بِمَنْ هُوَاَهْدَى سَبِيْلاً
    “Katakanlah (hai Muhammad) : Biarlah setiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing, karena Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih lurus (jalan yang ditempuhnya).” (Al-Isra’ : 84)
    فَلاَ تُزَكُّوا أنْفُسَكُم هُوَ أعْلَمُ بِمَن اثَّـقَى
    “….janganlah kamu merasa sudah bersih, Dia (Allah) lebih mengetahui siapa yang bertaqwa.” (An-Najm : 32)

    BalasHapus
  7. Subhanallah, saya sekarang menjadi lebih paham mengenai paham terselubung salaf. Awal mula ana mulai tahu tentang salaf dimulai dari mendengarkan radio "salaf" di Indonesia. Disini ana merasa terusik ketika mendengar perkataan mereka yang mengkafirkan Syiah dan mengajak untuk "mengikuti saja" kata ulama salaf. Blog ini adalah jawaban logis dari "wondering" ana selama ini. Semoga Allah selalu melindungi antum dalam syiar Islam yang rahmatan lil alamin.

    Ane sarankan, tolong berikan sumber dari informasi ini, agar ane makin paham. Jazakumullah khairan katsira :)

    BalasHapus
  8. ''kelak islam akan hancur bakan karna musuh islam .tapi karna umat islam itu sendiri.. .

    .jadi monggo para kiayai ustad salafy vs NU.

    .lihat diri masing2...renungi dalam2. .

    .dakwah nya mendawahkan tauhit atau mendakwah kan bit'ah.

    .menyatukan umat atau memecahkan nya.
    .memajukan islam atau MENGHANCURKANYA.

    .MONGGO.
    Pasti ALLAH BERI TI2K BALIK.
    AMIEN.

    BalasHapus