Kamis, 25 November 2010

LALAT

Imam Nawawi 19 Februari jam 17:05 Balas
Nabi Bersabda, "Apabila seekor lalat masuk ke dalam minuman salah seorang kalian, maka celupkanlah ia, kemudian angkat dan buanglah lalatnya sebab pada salah satu sayapnya terdapat penyakit dan pada sayap lainnya ada obatnya (HR. Bukhari, Ibn Majah, dan Ahmad)

Dalam rwayat lain: "Sungguh pada salah satu sayap lalat ada racun dan pada sayap lainnya obat, maka apabila ia mengenai makananmu maka perhatikanlah lalat itu ketika hinggap di makananmu, sebab ia mendahulukan racunnya dan mengakhirkan obatnya" (HR. Ahmad, Ibn Majah)

Diantara mu'jizat kenabian Rasulullah dari aspek kedokteran yang harus ditulis dengan tinta emas oleh sejarah kedokteran adalah alat pembuat sakit dan alat pembuat obat pada kedua sayap lalat sudah beliau ungkapkan 14 abad sebelum dunia kedokteran berbicara. Dan penyebutan lalat pada hadits itu adalah bahwa air tetap suci dan bersih jika dihinggapi lalat yang membawa bakteri penyebab sakit kemudian kita celupkan lalat tersebut agar sayap pembawa obat (penawarnya) pun tercelup ke air.

Dan percobaan ilmiah kontemporer pun sudah dilakukan untuk mengungkapkan rahasia di balik hadits ini. Bahwasannya ada kekhususan pada salah salah satu sayapnya yang sekaligus menjadi penawar atau obat terhadap bakteri yang berada pada sayap lainnya. Oleh karena itu, apabila seekor lalat dicelupkan ke dalam air keseluruhan badannya, maka bakteri yang ada padanya akan mati, dan hal ini cukup untuk menggagalkan "usaha lalat" dalam meracuni manusia, sebagaimana hal ini pun telah juga ditegaskan secara ilmiah. Yaitu bahwa lalat memproduksi zat sejenis enzim yang sangat kecil yang dinamakan Bakter Yofaj, yaitu tempat tubuhnya bakteri. Dan tempat ini menjadi tumbuhnya bakteri pembunuh dan bakteri penyembuh yang ukurannya sekitar 20:25 mili mikron. Maka jika seekor lalat mengenai makanan atau minuman, maka harus dicelupkan keseluruhan badan lalat tersebut agar keluar zat penawar bakteri tersebut. Maka pengetahuan ini sudah dikemukakan oleh Nabi kita Muhammad sallallahu 'alaihi wasallam dengan gambaran yang menakjubkan bagi siapapun yang menolak hadits tentang lalat tersebut.

Dan Dr. Amin Ridha, Dosen Penyakit Tulang di Jurusan Kedokteran Univ. Iskandariyah, telah melakukan penelitian tentang "hadits lalat ini" dan menegaskan bahwa di dalam rujukan-rujukan kedokteran masa silam ada penjelasan tentang berbagai penyakit yang disebabkan oleh lalat. Dan di zaman sekarang, para pakar penyakit yang mereka hidup berpuluh-puluh tahun, baru bisa mengungkap rahasia ini, padahal sudah dibongkar informasinya sejak dahulu. Yaitu kurang lebih 30-an tahun yang lalu mereka menyaksikan dengan mata kepala sendiri obat berbagai penyakit yang sudah kronis dan pembusukan yang sudah menahun adalah dengan lalat.

Berdasarkan hal ini, jelaslah bahwa ilmu pengetahuan dalam perkembangannya telah menegaskan penjelasannya dalam terori ilmiah sesuai dengan hadits yang mulia ini. Dan mukjizat ini sudah dikemukakan semenjak dahulu kala, 14 abad yang silam sebelum para pakar kedokteran mengungkapkannya baru-baru ini. ( www.islamicmedicine.org )


KASIH SAYANG TERHADAP MAKHLUK

Andario Dwi W 19 Februari jam 17:20 Balas
Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra. Ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Orang-orang yang bersifat kasih sayang, mereka disayangi Tuhan Yang Maha Pemurah. Maka hendaklah kamu semua menyayangi makhluk yang ada di bumi, niscaya makhluk di langit menyayangi kamu”.

Hikayat:
Kasih Sayang Sahabat Umar Terhadap Burung.
-----------------------------------------------------

Pada suatu hari sahabat Umar bin Khatthab ra. berpergian di kota Madinah. Tiba-tiba ia melihat anak kecil sedang menggenggam seekor burung pipit untuk bermain-main. Karena kasih sayang Umar terhadap burung tadi, maka seketika burung itu dibeli oleh Umar dan dilepaskan. Setelah umar wafat, mayoritas para sahabat bermimpi berjumpa Umar dan bertanya.

Sahabat : “Bagaimana Allah berbuat pada anda?”
Umar: “Allah SWT, mengampuni aku dan membebaskan siksaan ku”.
Sahabat: “Apa sebabnya? Apa karena kedermawananmu, keadilanmu, dan kezuhudanmu?”.
Umar: “Ketika para manusia meletakkan aku dalam kubur dan menimbun aku lalu mereka pulang, jadilah aku sendirian di dalam kubur. Maka datanglah dua malaikat masuk ke dalam kuburku. Akalku menjadi hilang dan anggota tubuhku gemetar ketakutan karena prabawa kedua malaikat itu. Keduanya lalu memegang tanganku dan mendudukanku untuk menanyaku.
Kebetulan aku mendengar suara Hatif (suara tanpa rupa): “Wahai kedua malaikat, tinggalkanlah seorang hama-Ku ini! Tidak usah engkau tanya dan tidak usah engkau takut-takuti! Sebab, Aku kasih sayang kepadanya dan Aku bebaskan siksaan baginya. Karena dia seorang yang kasih sayang kepada seekor burung pipit sewaktu di dunia. Maka di akhirat Aku kasih sayang kepadanya”.

Hikayat:
Belas Kasihan Seorang Abid Di Zaman Bani Israil.
------------------------------------------------------

Ada seorang ahli ibadah di zaman Bani Israil melewati tumpukan pasir. Waktu itu kebetulan orang-orang Bani Israil dalam musim paceklik, kesulitan makanan dan kelaparan. Maka timbul lah rasa belas kasihan Abid tadi terhadap mereka dan tergores niat dalam hatinya: “Andaikata tumpukan pasir ini dapat menjadi tepung, sungguh aku akan mengenyangkan perut mereka”.

Demi hal itu, maka Allah memberikan wahyu kepada salah seorang nabi kaum Bani Israil, agar beliau mengatakan kepada Abid: “Sesungguhnya Allah telah menetapkan pahala kepadamu, andaikata pasir itu dapat menjadi tepung lalu kamu sedekahkan”. Maka siapa yang belas kasihan kepada hamba Allah, niscaya Allah mengasihinya.

Sebab hakekat seorang Abid ketika merasa belas kasihan kepada para hamba Allah dengan ucapannya: “Andaikata pasir ini dapat menjadi tepung, sungguh aku akan mengenyangkan mereka semua”. Dengan biat baiknnya itu, maka ia memperoleh pahala seperti kalau hal itu dilakukan dengan sesungguhnya.

(Diambil dari Kitab Al Mawa’idhul ‘Ushfuriyah -
Syaikh Muhammad bin Abu Bakar Al ‘Ushfuri.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar