Selasa, 28 Desember 2010

Hulul Tajili Nur Allah ke Dalam diri Manusia (3)

***Husein al Halaj, Tukang Nglindur Atau Alim Alamah ?
Saya pernah sowan ke Simbah Abdullah Salam keturunan Wali Jawa, simbah Mutamakin yang mengalahkan kekuasaan hukum Kraton Jawa, dengan keahliannya menyodorkan ayat-ayat yang memukau dengan
diplomasi jawa itu. Saya diantar oleh simbah KH Muslim Rifa'i Imam puro (mbah Liem) Klaten. Waktu itu naik mobil hardtop yang disopiri oleh Agus Budi wiranto, ba'abud.

Mbah Liem memang senangnya jalan jalan, apalagi saya dianggap sebagai anak mbareb beliau, maka begitu diampiri di pesantren saya di Sendang Guwo, saya tidak dapat mengelak, muter muter selama tiga hari tiga malam. Sebelum sowan ke Mbah Dullah Salam (panggilan akrabnya) mampir dulu ke Simbah Kyai Sahal Mahfudl. Disini mbah Sahal cium tangan ke Mbah Liem, dan ngamplopi, sedangkan di Mbah Dullah salam, justru mbah Liem yang cium tangan dan ngamplopi mbah Dullah. Ini saya tampilkan agar pembaca mengerti kelas dan adabiah para ulama sepuh yang khowriqul adah dalam menjaga etika dan sopan santun kepada sasamanya.
Lebih unik lagi, adalah ketika Simbah Dullah Salam hendak menuju panggung dalam penghelatan besar karena kedatangan tamu negara, beliau setelah sampai panggung tiba tiba turun lagi, dan berjalan ngeloyor keluar dari arena, sehingga membuat bingung pengunjung dan tamu undangan serta pejabat negara yang sudah duduk dengan ta'dhimnya itu. Semua mata mengikuti kemana arah langkah simbah Dullah yang memang terkjenal sebagai Aliem dan Alamah, waliyulah yang sederhana dan dermawan ini.    Simbah yang berwibawa dan berwajah ganteng tinggi dan besar ini adalah murid kinasih Waliyullah ternama dan hafid Al Qur'an, simbah KH Arwani Qudus, itu menuju kepada seorang bakul dawet yang sepuh dan ikut menonton perhelatan itu di pinggir jalan. Lalu semua menjadi heran ketika mbah Dullah bersalaman dengan bakul dawet itu dengan mencium tangan keriput yang lengket dengan juruh (gula jawa cair) dan di kerubuti lalat itu. kemudian entah apa yang di omongkan beliau kembali lagi ke panggung dan meneruskan niat awalnya untuk melakukan khubah iftitah.
Khotbahnya sendiri hanya singkat saja. "Tawasul itu penting untuk nggandengkan taline Gusti Allah, sembari mensitir ayat, Wa'tasimu bi hablillahi jami'an wala tafarku" dan wa alaikum salam kemudian mandab (turun) dan duduk di kursi bawah panggung.
Tahukah anda siapa si tukang dawet cendol itu,? Mbah Dullah menceritakan kepadaku, dia si tukang dawet itu adalah guru mbah Dullah, "saya ngaji pertama kepada mbah Dawet itu nang. Dia guru saya membaca Fathekah, dan dengan Fathekah itulah saya bisa ketemu Allah, bisa sowan ke hadirat Nya dengan nikmat dan luar biasa. Maka sangatlah su'ul adab kalau saya melupakan jasa besar itu. Bukankah sayidina Ali Karomallahu waj'hah mengatakan ; “ketika engkau menemrima satu huruf pun dari seseorang sesungguhnya dia menjadi gurumu, dan dirimu layak di jual sebagai tebusannya.? apalagi saya diajarkan fathekah, dan tiada solat dapat diterima Allah, dan mampu terbang menembus galaxi dan langit sap ketujuh tanpa sayab yang bernama fatekhah ? saya terdiam dan tidak berani menjawab demi melihat mbah liem sendiri terdiam. Padahal Mbah liem itu senang komentar dan banyak omong kalau di perhelatan, namun di hadapan mbah Dullah Salam seolah olah anginpun enggan menggalir.
Seperti mengetahui isi hatiku, Mbah Dullah kemudian bercerita. Ada wali yang tampilannya wujuduhu ka adamihi, adanya dan tidak adanya tidak diperhitungkan orang, dia jenis wali malamat yang menyembunyikan diri dan amalnya, kemasthurannnya ini menjadi bentengnya agar tidak melahirkan sifat ujub, ria dan sombong. Bahkan ketika di pujipun dia selalu menjawabinya dengan astaghfirullah hal adiem, dia tidak merasa layak di puji karena  Al Hamdu iku lillahi kagungane gusti Allah.
"Bahkan ada wali yang la ya mutu wala yahya". sambung beliau sembari tersenyum. Barangkali untuk mengusir ketengan dan keseriusan kami, karena dini hari yang dingin sekitar jam 2.30 itu membuat aku setengah ngantuk dan tegang apalagi wedar sabdo beliau sangat serius.
Maknanya apa Mbah selaku, dan mbah Liem buru buru menggamit tanganku memberi tanda untuk diam, agar tidak dianggap kurang ajar.sebagaimana terjadi ketika Khidlir memberikan wejangan kepada Musa, dengan wanti wanti tidak boleh menyela atau bertanya atau menunjukan keinginan tahuannya, karena semua pasti akan di jawab sesuai kapasitas santri, seorang mursyid itu faham dengan santri yang dihadapi,bahkan mimpi santripun mursyid dapat mengetahui. tetapi Mbah Dullah Salam sendiri tetap tersenyum bahkan tertawa renyah,makna plesetannya itu Ora mutu ngenteke biaya, (tidak bermutu menghabiskan biaya) dan kamipun tertawa terbahak bahak, apalagi setelah mbah Liem tidak konsisten tiba tiba nyeletuk wah nek ngono guru itu. Apa artinya itu wagu dan saru.. dan kami tertawa kembali, sementara santri santri pondok yang tadi dibangunkan mbah Liem sembari mengenalkanku sebagai ahli hijib pada melongok dari jendela bingung, apa sih yang di tertawakan, karena mbah Dullah memang jarang guyon dengan santri.
Sayidina Umar bin Khotob pernah diminta Rosul untuk mengundang semua alim dan wali yang ada di kota madinah, kemudian setelah semua datang, Rosulullah bertanya kepada amirtul mukminin itu, mana si fulan Abdullah al Sauqi ? Sayidina Umar heran,kenapa harus mengundang Abdullah si tukang Pasar yang kelakuannya nggluwehan dan cenderung cabul itu ? Keheranan Sayidina Umar ini di baca oleh Rosulullah dengan menegaskan sudahlah sahabatku, panggil dia.
Abdullah bin sauqi yang pedagang pasar ini suka menggoda perempuan dan kelakuannya tidak menunjukan kalau dia ahli ibadah, apalagi memiliki ilmu .Tetapi demi melihat kehadiran abdullah al Sauqi, rosul memintanya untuk duduk di sebelah beliau. Umar kemudian penasaran, maka setelah pertemuan itu selesai, Umar mengintai apa yang dilakukan Abdullah bin sauqi, sejak dini hari sampai dini hari. Ternyata Abdullah bin sauqi itu setiap habis sholat subuh kemudian menuju ke pasar dan berdagang daging. daging yang terbaik di sisihkan dan menjelang sore dia pulang membawa daging itu dan di masak untuk ibunya yang menunggu di rumah dalam keadaan lumpuh, di suapi sang ibu, diperahkan susu kambing dan di tidurkan setelah menceboki nya, manakala berak dan kencing.
Menjelang Isyak dia sholat dan tidak pernah turun dari musholannya hingga subuh, tidak tidur sama sekali hanya diisi dengan sholat dan dzikir kemudian sholat lagi. Setelah tiga hari kelakuan Abdullah al Sauqi itu, Umar kemudian menemuinya dan bertanya, kenapa engkau lakukan semua ini wahai abdullah yang dduduk di sisi Rosul ? Di jawab wahai Sayidina Umar, hatiku keras, dan amalanku sedikit. Kalau amalan ini saya buka maka aku malu untuk menghadap Nya kelak, maka aku tutupi dengan kelakuanku yang ugal ugalan agar aku tidak di cap sebagai orang Alim.
Rahasia ke Ulamaan Al Halaj :
Sesungguhnya banyak wali wali yang tidak diketahui keberadaannya, padahal Allah sendiri berfirman : “Inna waliyullahul ladzi nazalal kitaba wahuwa yatawala sholikhin” (Aku pusakai pojok pojok desa dan negeri dengan hambaku yang Sholih) sebagaimana yang dilakukan oleh Abdullah al Sauqi tadi dan Husein Al Halaj. Husein dikenalnya semula sebagai social Carity, sangat gemar dan penggiat amal serta penggiat masyarakat untuk menebarkan rahmat Allah lewat memberikan infaq dan shodaqoh kepada rakyat jelata yang miskin akibat penguasa korup waktu itu.
Baginya, seorang sufi tidak ada artinya jika masih memalingkan diri kepada Dunia, karena cintannya demikian besar kepada Allah lah membuat seorang sufi bergerak dengan sumber energi besar. Kecintaan sufi itu dapat dilihat ketika seorang waliyullah perempuan yang demikian tinggi derajadnya ketika di lamar Rajanya Wali, dia menolak dan menjawab Cintaku sudah aku berikan kepada Nya,tidak tersisa sedikitpun untuk cinta birahi kepada manusia. Isyq (cinta berkobar kobar) sang Robbi'ah ad dawiyah inilah yang kemudian termasyur dengan do'annya " Ya Allah masukan aku didalam neraka Mu sepanjang aku dapat melihat wajah Mu" karena neraka dan surga itu tidak ada artinya dibandingkan dengan liqo'i Robbi (pertemuan dengan Allah).
Cinta Alhalaj di ujudkan dalam dua dimensi, yang pertama di tujukan kepada masyarakat yang kelaparan dan kehausan, kedinginan dan renta, dan kedua di aplikasikan dalam kerinduan yang berqobar kobar Isyq,lewat uzlah, kholwat dan bertapa bertahun tahun.
Dasar cinta pertamanya itu dilandasi oleh hadis qudsi, ketika menjawab pertanyaan Nabi Musa, Nabi Isya dan Nabi Muhammad. Bagaimana mungkin ya Allah aku memberi makan Engkau, menyelimuti Engkau, dan memberi minum Engkau, apalagi menziarahi Engkau di rumah sakit atau di penjara, sedangkan Engkau adalah pemilik langit dan bumi lengkap dengan milyaran Galaxi yang ada di alam semesta.Ruh, hidup dan matikupun ada ditangan MU ? Dijawab Allah, jika engkau memberi makan si miskin yang kelaparan, memberi minum mereka, menziarahi mereka dan memberi selimut mereka, sesungguhnya Kekasih Allah, engkau melakukan untuk Ku, jawab Allah. ( juga dalam bible matius 24 .25), Sebuah riwayat menceritakan, suatu saat Al Halaj menyaksikan sebuah pertengakaran antara orang Yahudi dan orang Muslim. Mereka berdua saling memaki, melihat kejadian ini, dia memalingkan muka dan berguman:
Sesungguhnya orang Yahudi atau Nasrani bahkan Islam dan agama agama lain  adalah nama nama yang berbeda dengan tujuan yang sama. mereka tidak faham bahwa semua Nabi bersaudara hanya berbeda bapaknya saja.
"Nur Muihammad merupakan jalan hidayah bagi semua nabi. Oleh sebab itulah apapun agama yang dibawa para nabi itu pada prinsipnya SAMA. Karena semua nabi adalah Emanasi wujud. Sehingga agama akan memancarkan cahaya yang sama karena dari Nur yang sama Nur Muhammad. Kendatipun nampak perbedaan, itu hanya terletak kepada nama nama dan bentuknya belaka. Semua mengajak kepada pengabdial total dan suci kepada Allah aza wajala.
Bahkan dalam versi lain, mengisahkan ketika Al Halaj sedang berjalan di pasar, Abdullah ibn Tahir Al Azda mengatakan aku bertengkar di pasar Bagdad,dan terlontar dari mulutku makian kepada orang Yahudi, Hai Anjing, dan demi al Halaj yang lewat mendengarnya, langsung mengatakan dengan geram dan marah, Hai jangan bawa bawa anjingmu, seraya cepat cepat pergi.
Sedangkan cinta keduanya dengan Allah diujudkan dalam bentuk perenungan, kholwat dan bertapa di Masjidil Haram hingga tiga tahun. juga menuliskan buku buku yang kandungan tingkat ilmiahnya tinggi.kerahasiaan al halaj sebagai ulama justru terbongkarnya disini. Karena dia menuliskan kitab kitabnya dengan kertas yang di peroleh dari perjalanannya ke India, Pakistan dan Cina. Konon sempat mampir ke Jawa.
Mutiara terpendam
Yang semula pada saat hulul, dia sering berbicara tidak karuan alias meracau, dan dianggap gila, orang masih bisa menerima. Karena memang sering terjadi seseorang yang kelebihan beban fikiran menjadi stres, atau sinting dalam bahasa jawanya.
Tetapi demi terbongkar ke ulama'annya orang justru membencinya, karena dikawatirkan akan menyerap simpati rakyat berlebihan.tanpa di ketahui ke ulama'an nya saja sudah di cintai rakyat apalagi didasari dengan ke ilmuan yang tinggi. Salah satu pemikiran Hulul nya membuat seorang pengikutnya di Pakistan Hadrat Inayat Khan, menegaskan bahwa agama agama banyak dan berbeda satu sama lain, akan tetapi hanya dalam bentuknya, seperti air yang selalu mengikuti bentuk dari tempatnya tetapi memiliki unsur yang sama, cair, bersih dan tidak berwarna. Jadi air bisa saja mengubahnya menjadi sungai, danau, laut arus ombak atau kolam, dan dia sama sama agama. Tetapi kebenaran esensial adalah satu, meski aspek aspeknya berbeda.
Orang yang berkelahi karena bentuk luar akan selalu dan terus menerus berkelahi, tetapi orang yang mengakui kebenaran bathiniah tidak akan berselisih, dengan demikian akan mampu mengharmonikan semua penganut agama.Penulispun sering berceramah di greja,di sinode sinode,menceramahi dan tukar fikiran dengan pendeta. Bahkan terakhir kali di undang oleh Bibilka, yang menyelenggarakan sekolah pendalaman kitab suci. Ketika berceramah di festifal medeitasi dan sufi internasional di bali, saya juga ajak mereka berfikir yang rasional dan melihat sisi kesamaan agama dalam bahasa guyonan mereka justru bisa menerima.
Selesai ceramah saya di tegur oleh seorang santri yang kebetulan menjadi polisi dengan pangkat AKBP, tidak saya sebut namanya, kenapa engkau lakukan itu Gus. Saya jawab lha kapan lagi memperdengarkan al Qur'an kepada mereka kalau tidak sekarang, kapanlagi mengajak salawatan mereka kalau tidak sekarang ? hahahahahaha
Kembali kepada tersikapnya rahasia ke ulamaan tokoh yang satu ini, ternyata Al Halaj disamping Khafidzul Qur'an juga menulis judul buku yang beragam :
1.  Khulq  al insan wa al bayan (membahas tentang karakter manusia dan keputusan baiknya)
2.  Al Kibr wa al adzama (membahas tentang ke agungan Illahi)
3.  Mawajid al Arifin (mengabarkan keindahan dan gembiranya para ma'rifat)
4.  Khazain al Khorot wa yu'raf bi al maqtu. wa al alif al ma;luf
5.  Al Shalat wa al shalawat
6.  Al Qiyamah wa al Qiyamat (perbandingan mistis kebangkitan jiwa) juga menuliskan buku soal kimia,kedokteran ;
7. Al Nuqtah wa bad'al kholq,kosmologi primordial
8.Alk Hayakil wa al alam wa alim,tentang jiwa yang mempengaruhgi lingungan ,seluruh buku bukunya kemudian berhasil di ungkap oleh penulis penulis eropa dan arab sendiri tidak kurang dari 100 judul,dan yang sudah diterbitkan sekitar 50 judul.
Syair dan Puisi
Kemampuan Al Halaj juga nampaik pada nasehat nasehatnya yang berbentuk esiai syair maupun puisi, diantaranya :
Aku memikirkan agama agama dengan sungguh sungguh kemudian sampailah pada kesimpulan
bahwa dia mempunyai banyak sekali cabang maka jangan sekali sekali mengajak seseorang kepada suatu agama karena sesungguhnya itu akan menghalangi untuk sampai pada tujuan yang kokoh tetapi ajaklah melihat asal dan sumber segala kemuliyaan  dan makna maka dia akan memahaminya
Siapakah yang mendidik Musa ketika bayi hingga dewasa ?, ibunyakah atau Fir'aun yang menjadi musuhnya ? Siapakah yang mendidik Kan'an ? Bapaknya sendiri, Nuh ataukah orang lain ? Siapa yang menemani istri Loth dan anak anaknya ?
Nabi sendiri atau orang lain, Siapakah pamanda Nabi Abu Tholib ? lalu bagaimana kesudahannya. Bukankah innal huda Huda Allah,
maka Allah lah yang menemukanmu bukan engkau menemukan Allah. Ah menarik benar kisah tokoh yang satu ini belum lagi aku ungkap prinsip ajaran Al Halaj,tetapi halaman ini belum mampu merangkumnya, maka ya Allah ijinkan aku menyambangi saudaraku di hari lain, agar tersingkat sedikit mutiara terpendam yang ada pada walimu ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar